Kamis, 19 Januari 2012

The maternitas

  • Adaptasi Fisiologis pada Periode Post Partum
    • Involusi
      Proses kembalinya (ukuran dan fungsi) system reproduksi ke kondisi sebelum hamil. Involusi terjadi sampai dengan 6 minggu, Dalam 3-4 hari pertama proses berlangsung cepat.
  • Adaptasi fisiologis pada ibu post partum yaitu:
    • System Kardiovaskuler
      Perubahan volume darah tergantung pada :
      • Jumlah kehilangan darah selam persalinan
      • Jumlah pengeluaran cairan
      • Jumlah cairan yang berpindah ke extravaskuler → pada persalinan normal keluarnya darah 400-500 cc dapat ditoleransi. Dan dikatakan kehilangan apabila > 500 cc indikasi post partum
    • Cardiac Output
      • Pada kala I + II → Cardiac output terus meningkat dan puncaknya pada awal puerperium hal ini diakibat oleh kembalinya darah secara tiba-tiba ke sirkulasi maternal akibat terputusnya sirkulasi uteroplasental
      • Beberapa jam setelah persalinan cardiac output menurun 50%
      • Cardiac output akan kembali normal setelah 2-3 minggu post partum
    • Komponen Darah
      • Hb dan Ht
        Pada 72 jam pertama persalinan terjadi peningkatan Ht dan Penurunan Hb akibat kehilangan sejumlah plasma dan eritrosit
      • Leukosit
        Pada 10-12 jam post partum leukosit meningkat antara 20.000-25.000/mm3 dan meningkat pada 6 hari post partum disertai gejala lain hal ini mengindikasikan terjadinya infeksi puerperium
    • Faktor Koagulasi
      • Faktor pembekuan dan fibrinogen mengalami peningakatan pada awal setelah persalinan
      • Kerusakan pembuluh darah disertai dengan peningkatan factor pembekuan menyebabkan resiko terjadinya tromboemboli
    • Pembuluh darah
      • Keluhan varises extremitas dan vulva segera berkurang setelah persalinan
      • Keluhan hemoroid biasanya akan mengganggu kebiasaan BAB ataupun saat duduk. Hal ini memerlukan pengobatan untuk mengurangi keluhan
    • Tanda-tanda vital

Tanda vital/keadaan
Normal
Penyimpangan
Temperatur
24 Jam pertama post partum dapat meningkat hingga 38o C. Hal ini menjadi penyebab dehidrasi perubahan hormonal dan pembengkakan payudara
Bila 24 jam sampai dengan 2 hari suhu tubuh >38o C kemungkinan disebabkan oleh sepsis, mastitis, endometritis, ifeksi system perkemihan dan system lain.
Nadi
Jam pertama post partum nadi meningkat dikarenakan peningkatan cardiac outuput dan stroke volume
Nadi 50-70/menit masih dianggap normal, kembali normal dalam waktu 3 bulan post partum
Nadi cepat : indikasi hypovolemia akibat perdarahan, kecemasan, infeksi dan kelainan jantung
Pernafasan
Segera normal setelah persalinan
Hyperventilasi akibat efek spinal anestesi
Tekanan darah
Mengalami sedikit perubahan terutama pada 48 jam pertama dan dapat terjadi hypotensi ortostatik (pusing segera setelah berdiri)
Hypotensi : indikasi adanya hypovolume akibat perdarahan.
Hypertensi : indikasi adanya gejala sisa pada ibu yang mengalami pre/

    • Sistem reproduksi
      • Uterus
        • Proses Involusi
        • Uterus akan mengeras dan mengecil karena kontraksi. Ukuran uterus sama seperti kehamilan umur 16 minggu, yaitu :
          - Panjang : 14 cm
          - Lebar : 12 cm
          - Tebal : 10 cm
          - Berat : 1000 gr
        • Tinggi fundus uteri :
          - Setelah melahirkan (2-4 jam) : setinggi pusat
          - Setiap 24 jam : turun 1-2 cm
          - Hari ke 5/6 : ½ simpisis pusat
          - Hari ke 10-12 : uterus keatas
          - 6 minggu : berangsur normal
        • Berat uterus
          - Setelah plasenta lahir : 1000 gr
          - 1 minggu post partum : 500 gr
          - 2 minggu post partum : 375 gr
          - Akhir post partum (6 minggu) : 50 gr

          Penurunan uterus dan berat uterus terjadi akibat penurunan hormone estrogen dan progesterone yang terjadi segera setelah melahirkan ini menyebabkan proses pengecilan sel-se uterus
        • sub involusi
          Proses kegagalan uterus kembali kembali ke keadaan semula, penyebabnya karena adanya sisa plasenta yang tertinggal di cavum uteri dan infeksi


      • Lochea
        - Merupakan produk dari terus setelah melahirkan
        - Awal post partum waran merah terang
        - Pada 2 jam pertama post partum jumlah lochea harus tidak boleh dari hr 1 menstruasi dan berangsur-angsur berkurang
        • Jenis-jenis lochea
          • Lochea rubra :
            • Keluar pada awal post partum sampai dengan hari ke 1-3
            • Mengandung darah, desidua dan sisa-sisa troboblast
            • Bau agak anyir
            • Warna merah terang
          • Lochea serosa :
            • Warna merah muda – coklat
            • Terjadi pada hari 4-9 post partum
            • Bau normal seperti menstruasi
            • Jumlah berkurang
            • Mengandung serum, leukosit dna jaringna mati
          • Lochea alba
            • Hari ke 10-2/6 minggu post partum
            • Warna kuning-putih bening
            • Mengandung leukosit, desidua, sel epitel mukosa dan serum.



Top of Form










Bottom of Form

November 24th, 2009 lusa Leave a comment Go to comments
Anatomi dan Fisiologi Payudara
September 23rd, 2009 lusa Leave a comment Go to comments
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
  1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.
  2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
  3. Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.
anatomi payudaraGambar 1. Anatomi payudara
Korpus
Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah.
Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.
Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).
Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar,
akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
Papilla
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan terbenam (inverted).

Gambar 2. Bentuk puting susu normal

Gambar 3. Bentuk puting susu pendek

Gambar 4. Bentuk puting susu panjang

Gambar 5. Bentuk puting susu terbenam/ terbalik
Cara Pakai Kondom Wanita
Kondom wanita kondom yang dirancang khusus untuk digunakan oleh perempuan, berbentuk silinder yang dimasukkan ke dalam alat kelamin atau kemaluan wanita. Kondom wanita berfungsi untuk mencegah kehamilan dan mengurangi resiko penyakit menular seksual. Kondom wanita memiliki dua ujung di mana ujung yang satu yang dimasukkan ke arah rahim tertutup dengan busa untuk menyerap sperma dan ujung yang lain ke arah luar terbuka.
Cara kerja kondom wanita sama dengan cara kondom lelaki, yaitu mencegah sperma masuk ke dalam alat reproduksi wanita. Manfaat, keterbatasan maupun efek samping yang ditimbulkan kondom wanita, hampir sama dengan kondom lelaki. Tingkat efektifitas kondom wanita akan tinggi, apabila cara menggunakannya benar.
Adapun cara pemakaian kondom wanita, adalah sebagai berikut:
  • Tahap 1
Gambar kondom wanita 1
Buka kemasan
kondom secara hati-hati dari tepi, dan arah robekan ke arah tengah. Jangan menggunakan gigi, benda tajam saat membuka kemasan.

  • Tahap 2
Gambar kondom wanita 2
Sebelum hubungan seksual, perhatikan
kondom wanita. Kondom wanita punya ring yang lebar (outer ring) untuk bagian luar dan ring yang kecil (inner ring) untuk bagian dalam.
  • Tahap 3
Gambar kondom wanita 3
Pegang inner ring
kondom, lalu tekan dengan ibu jari pada sisi ring, dan dengan jari lain pada sisi yang berseberangan, kemudian tekan sehingga sisi ring yang berseberangan akan bersentuhan dan bentuk inner ring menjadi lonjong.
  • Tahap 4
Gambar kondom wanita 4
Atur posisi yang nyaman. Posisi dapat dilakukan secara berdiri satu kaki di atas kursi, jongkok maupun berbaring.
  • Tahap 5
Gambar kondom wanita 5
Gambar kondom wanita 6
Gambar kondom wanita 7
Masukkan inner ring ke dalam vagina dengan hati-hati. Sewaktu kondom masuk ke dalam vagina, gunakan jari telujuk untuk menekan inner ring lebih jauh ke dalam vagina. Pastikan kondom jangan sampai berputar, dan outer ring (ring yang besar) tetap berada di luar.
  • Tahap 6
Gambar kondom wanita 8
Berikan sedikit minyak pelicin pada penis atau bagian dalam
kondom. Bantu penis masuk ke dalam kondom.
  • Tahap 7
Gambar kondom wanita 9
Gambar kondom wanita 10
Pasca coitus, keluarkan kondom secara hati-hati dengan memutar bagian outer ring untuk menjaga air mani yang tertampung di dalam kondom tidak tumpah. Keluarkan kondom secara hati-hati. Buang kondom bekas pakai ke tempat yang aman (tempat sampah). Jangan buang di toilet.



Prinsip Penjahitan Luka Episiotomi/ Laserasi Perineum
Indikasi Episiotomi
  1. Gawat janin
  2. Persalinan per vaginam dengan penyulit (sungsang, tindakan vakum ataupun forsep).
  3. Jaringan parut (perineum dan vagina) yang menghalangi kemajuan persalinan.
Tujuan Penjahitan
  1. Untuk menyatukan kembali jaringan yang luka.
  2. Mencegah kehilangan darah.
Keuntungan Teknik Jelujur
Selain teknik jahit satu-satu, dalam penjahitan digunakan teknik penjahitan dengan model jelujur. Adapun keuntungannya adalah :
  • Mudah dipelajari.
  • Tidak nyeri.
  • Sedikit jahitan.
Hal Yang Perlu Diperhatikan
Dalam melakukan penjahitan perlu diperhatikan tentang :
  1. Laserasi derajat satu yang tidak mengalami perdarahan, tidak perlu dilakukan penjahitan.
  2. Menggunakan sedikit jahitan.
  3. Menggunakan selalu teknik aseptik.
  4. Menggunakan anestesi lokal, untuk memberikan kenyamanan ibu.
gambar 2 teknik anestesi
Penggunaan Anestesi Lokal
  • Ibu lebih merasa nyaman (sayang ibu).
  • Bidan lebih leluasa dalam penjahitan.
  • Lebih cepat dalam menjahit perlukaannya (mengurangi kehilangan darah).
  • Trauma pada jaringan lebih sedikit (mengurangi infeksi).
  • Cairan yang digunakan: Lidocain 1 %.
Tidak Dianjurkan Penggunaan
Lidocain 2 % (konsentrasinya terlalu tinggi dan menimbulkan nekrosis jaringan).
Lidocain dengan epinephrine (memperlambat penyerapan lidocain dan memperpanjang efek kerjanya).
Nasehat Untuk Ibu
Setelah dilakukan penjahitan, bidan hendaklah memberikan nasehat kepada ibu. Hal ini berguna agar ibu selalu menjaga dan merawat luka jahitannya. Adapun nasehat yang diberikan diantaranya :
  • Menjaga perineum ibu selalu dalam keadaan kering dan bersih.
  • Menghindari penggunaan obat-obat tradisional pada lukanya.
  • Mencuci perineum dengan air sabun dan air bersih sesering mungkin.
  • Menyarankan ibu mengkonsumsi makanan dengan gizi yang tinggi.
  • Menganjurkan banyak minum.
  • Kunjungan ulang dilakukan 1 minggu setelah melahirkan untuk memeriksa luka jahitan.



Kontrasepsi Pil Progestin (Minipill or Progestin Only Contraceptive)
Pendahuluan
Mini pil adalah pil KB yang hanya mengandung hormon progesteron dalam dosis rendah. Pil mini atau pil progestin disebut juga pil menyusui. Dosis progestin yang digunakan 0,03-0,05 mg per tablet.
Jenis Mini Pil
Mini pil terbagi dalam dua jenis yaitu:
  1. Mini pil dalam kemasan dengan isi 28 pil.
  2. Mini pil dalam kemasan dengan isi 35 pil.
Mini pil dalam kemasan dengan isi 28 pil mengandung 75 mikro gram desogestrel. Sedangkan mini pil dalam kemasan dengan isi 35 pil mengandung 300 mikro gram levonogestrel atau 350 mikro gram noretindron.
Gambar. Mini pil kemasan 28 pil
Gambar. Mini pil kemasan 35 pil
Contoh mini pil antara lain:
Cara Kerja
Cara kerja dari kontrasepsi pil progestin atau mini pil dalam mencegah kehamilan antara lain dengan cara:
  1. Menghambat ovulasi.
  2. Mencegah implantasi.
  3. Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.
  4. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma menjadi terganggu.
Efektifitas
Pil progestin atau mini pil sangat efektif (98,5 persen). Penggunaan yang benar dan konsisten sangat mempengaruhi tingkat efektifitasnya. Efektifitas penggunaan mini pil akan berkurang pada saat mengkonsumsi obat anti konvulsan (fenitoin), carbenzemide, barbiturat, dan obat anti tuberkulosis (rifampisin).
Adapun cara untuk menjaga kehandalan mini pil antara lain:
  1. Minum pil setiap hari pada saat yang sama.
  2. Penggunaan mini pil jangan sampai ada yang lupa.
  3. Senggama dilakukan 3-20 jam setelah minum mini pil.
Manfaat
Kontrasepsi pil progestin atau mini pil mempunyai manfaat kontrasepsi dan non kontrasepsi.
Manfaat Kontrasepsi
Mini pil mempunyai manfaat kontrasepsi sebagai berikut:
  1. Sangat efektif apabila digunakan dengan benar dan konsisten.
  2. Tidak mempengaruhi ASI.
  3. Nyaman dan mudah digunakan.
  4. Hubungan seksual tidak terganggu.
  5. Kesuburan cepat kembali.
  6. Efek samping sedikit.
  7. Dapat dihentikan setiap saat.
  8. Tidak mengandung estrogen.
Manfaat Non Kontrasepsi.
Mini pil mempunyai manfaat non kontrasepsi sebagai berikut:
  1. Mengurangi jumlah darah haid.
  2. Mengurangi kejadian anemia.
  3. Menurunkan pembekuan darah.
  4. Mengurangi nyeri haid.
  5. Mencegah kanker endometrium.
  6. Melindungi dari penyakit radang panggul.
  7. Penderita endometriosis, kencing manis yang belum mengalami komplikasi dapat menggunakan.
  8. Tidak menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala dan depresi.
  9. Mengurangi gejala pre menstrual sindrom.
Kerugian
Kontrasepsi pil progestin atau mini pil mempunyai kerugian, antara lain:
  1. Memerlukan biaya.
  2. Harus selalu tersedia.
  3. Efektifitas berkurang apabila menyusui juga berkurang.
  4. Penggunaan mini pil bersamaan dengan obat tuberkulosis atau epilepsi akan mengakibatkan efektifitas menjadi rendah.
  5. Mini pil harus diminum setiap hari dan pada waktu yang sama.
  6. Angka kegagalan tinggi apabila penggunaan tidak benar dan konsisten.
  7. Tidak melindungi dari penyakit menular seksual termasuk HBV dan HIV/AIDS.
  8. Mini pil tidak menjamin akan melindungi dari kista ovarium bagi wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik.
Efek Samping
Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan pil progestin atau mini pil antara lain:
  1. Gangguan haid (perdarahan bercak, spotting, amenorea dan haid tidak teratur).
  2. Peningkatan/penurunan berat badan.
  3. Payudara tegang.
  4. Mual.
  5. Pusing.
  6. Perubahan mood.
  7. Dermatitis atau jerawat.
  8. Hirsutisme (pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah muka), tetapi sangat jarang.
Indikasi
Kriteria yang boleh menggunakan pil progestin atau mini pil antara lain:
  1. Wanita usia reproduksi.
  2. Wanita yang telah memiliki anak maupun yang belum mempunyai anak.
  3. Pasca persalinan dan tidak menyusui.
  4. Menginginkan metode kontrasepsi efektif selama masa menyusui.
  5. Pasca keguguran.
  6. Tekanan darah kurang dari 180/110 mmHg atau dengan masalah pembekuan darah.
  7. Tidak boleh mengkonsumsi estrogen atau lebih senang menggunakan progestin.
  8. Perokok segala usia.
Kontra Indikasi
Kriteria yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi pil progestin atau mini pil antara lain:
  1. Wanita usia tua dengan perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya.
  2. Wanita yang diduga hamil atau hamil.
  3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.
  4. Riwayat kehamilan ektopik.
  5. Riwayat kanker payudara atau penderita kanker payudara.
  6. Wanita pelupa sehingga sering tidak minum pil.
  7. Gangguan tromboemboli aktif (bekuan di tungkai, paru atau mata).
  8. Ikterus, penyakit hati aktif atau tumor hati jinak maupun ganas.
  9. Wanita dengan miom uterus.
  10. Riwayat stroke.
Penanganan Efek Samping
Di bawah ini merupakan penanganan dari beberapa efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan mini pil.
Efek Samping
Penanganan
Amenorea
Pastikan hamil atau tidak, jika tidak hamil tidak perlu tindakan khusus (cukup konseling).
Bila hamil, hentikan pil dan berikan penjelasan bahwa mini pil tidak mengganggu pertumbuhan janin.
Bila diduga terjadi kehamilan ektopik, rujuk pasien (jangan berikan obat-obatan hormonal).
Perdarahan tidak teratur/spotting
Bila tidak menimbulkan masalah kesehatan, tidak perlu tindakan khusus. Berikan alternatif kontrasepsi lain, bila pasien tidak dapat menerima kondisi tersebut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar